Hiking vs Nonton Konser

Abstract

Yeah, siang itu tiket sheila sudah dibayar lunas. Sebenernya bukan konser sheila sih, tapi FK Unpad Fair tribute to Stevie Wonder yang diramaikan beberapa artis lain seperti Tulus, Naif, dll. Saya sih cuma ngincer Sheila, hehehehe. Karena dulu di Jogja belum sempat bertemu personel lengkapnya, pernahnya cuma mas Adam yang sering nongkrongin mie ayam depan SMP saya, lha SMA-nya dia di depan SMP saya yang berlambang manuk guweg. Sorenya saya disuruh antriin tiket untuk tujuh orang temannya teman kerjaku. Fine, karena kost saya dekat Sabuga – lokasi penukaran tiket dan konser- jadilah saya iya iya aja. Tapi sekitar sebelum makan siang, saya di WA senior saya, kira kira seperti ini, “Mba Farah, Besok minggu ngga jadi ya piknik sama istri dan anakku, ada acara lain, gantinya sore ini kita ndaki ke Burangrang deh. Ajakin yang lain ya.” Wolhaaaaaa somplak, ngajakin ndaki mendadak bingit. Saya tidak langsung meng-iya kan, lalu saya cerita ke Tika dan Sefria. Sefria sudah tahu. Elhadalaah, gak ngasih tahu piye jal. Tika gak bisa karena mau menemani temannya tes Pindad. Tapi saya belum persiapan apa-apa dan nanti sore musti nuker tiket dulu, besok juga open gate jam 2, dan lagi ini musim hujan, gimana ini? Yoweslah, karena sudah beli carrier dan sendal gunung bulan lalu, saya nekat meng-iya-kan, InsyaAllah, lagipula saya sudah punya matras dan sleeping bag dari 2010 yang jarang terpakai. Asal dapat ijin ortu dan gunungnya gak tinggi-tinggi amat sih, bismillah. Lalu saya ajak teman lain biar ramai, yang awalnya mau tapi ragu, yaudah berempat aja.

Singkat cerita, kami jadi mendaki ke Putri Gunung daerah Lembang, ga jadi Burangrang, belum lama jalan menanjak terus sudah membuat nafas saya tersenggal-senggal. Ya gimana ya, terakhir saya hiking tahun 2010/2011 di pegunungan Ceko dan Tangkuban Perahu lewat hutan Jayagiri, jadi saya semacam shock jantung dan paru-parunya. Setidaknya saya tahu satu hal, saya harus meningkatkan kapasitas aerobik, parah banget. Akhirnya sekitar pukul 23.30 malam sampailah di tempat untuk nge-camp, disana kami barbekyu-an bakar sosis dan ayam filet, enak banget dibumbui daun rosemary. Daaaaan, kami tidur karena besok pagi harus turun gunun demi konser Sheila. Soal pemandangan dari atas sana, ya jelas Subhanallah.

DSC_0221

Pagi-pagi setelah subuh kami menunggu sunrise sambil berfoto ria. Lalu turun, cari makan, dan naik angkot balik ke Bandung. Sampai kantor sekitar jam 10 pagi saya ambil motor dan pulang ke kost, tepar. Baru sekitar 40 menit merem, perasaan sudah tidak tenang karena harus siap-siap ke Sabuga. Jadi saya tidak melanjutkan istirahat, tapi malah apa hayoo.. jeng jeng jeeng.. Masak!

“Ya ampun, sempet-sempet e kowe lho, malah masak.” Kata temen-temen kost.

“Haduh, gimana ya, keburu layu sayur-sayurnya, yoben ah, latihan kalo besok jadi ibu kan harus tetap masak walau selelah apapun kegiatan. Cieee keren bingit kan akooh..”

Dan teman-teman saya hanya begini: -___- Dan hari Minggu-nya saya kayak zombie, bagaikan kerakap di atas batu karang.

Ok next, Sekitar pukul 13.30, saya sudah mandi dan siap menjemput Tika di masjid salman untuk ke Sabuga janjian sama Sefria. Intinya dari open gate sampe magrib saya kelelahan dan pengen pulang, tapi demi menunggu So7, saya tahan-tahanin kaki yang udah gemeter karena capek mendaki ini berdiri sekitar lima jam-an di depan panggung dari habis magrib sampe jam 23.30 selesai konser. Saya sama Sef ambil spot di atas tempat kabel supaya agak lebih tinggi karena tertutup orang-orang tinggi dan berambut kribo. Waktu Tulus dan Naif manggung oke sih, tapi pengen skip aja rasanya.Udah gitu pemandangan gak asik pula, udah mambu keringet dimana-mana masih sempet-sempetnya pasangan” di depanku ciuman. Halloooo, kita di Indonesia yang berbudaya dan berbudi pekerti luhur. Oke, sebenernya terserah mereka sih, none of my business :p

Daaaaaaaaaaaaaaaaaan,, akhirnya tiba juga saat itu. Sheila muncul jam 10an membawakan lagu pertamanya “Terima kasih Bijaksana”. Kakiku yang gemeteran langsung diam, capeknya ilang, dan sebelahku menangis (baca: Sefria) Penampilannya masih sama ‘ndeso’ nya, tipe saya banget tuh, ireng-cungkring-tinggi-ndeso-berponi. Wakakakak, genit yoben. Walopun gak ireng-ireng amat sih. Saya terharu sekali sewaktu lagu “Dan” dan “Seberapa Pantas” dibawakan šŸ˜„ Suka banget dua lagu itu. Sayangnya lagu “Bait Pertama” dan “Yang Terlewatkan” tidak dibawakan… Lengkapnya akan saya ceritakan di edisi khusus Camping dan Sheila, plus kenapa saya bisa memegang lengan Mas Duta <3, ya kira-kira minggu depan setelah mendapat sinyal dan koneksi lagi di Bandung, karena saya akan ditugaskan untuk proyek Obnas ke daerah terpencil yang listrikpun entah ada atau tidak, apalagi sinyal. Mari kerja keras dulu šŸ™‚

IMG_8757

Sekian abstact dari saya.. see you šŸ˜‰

One thought on “Hiking vs Nonton Konser

Leave a comment