Malam Paradoks #2

Aihhh,, rasanya aku bisa tertawa lebih lepas.. seperti ada sangkar besi di sekelilig hati yang mulai terkorosi, lalu rapuh dan mulai lenyap perlahan, tapi belum semua.. Meskipun tidak aku katakan kalo aku lebih lega dari sebelumnya,, alon-alon kelakon, sabar lan ikhlas..

Malam itu, tadi malam, adalah malam dimana aku akan berbicara,, setelah bercengkerama dengan salah satu teman baikku, Inna Syafarina, aku katakan padanya :

“Na, ntar kalo aku kerumahmu sambil nangis-nangis gapapa ya,,”

“Kayak sinetron aja , mum , iyaiya…” katanya

Hmm,,lalu aku menuju TKP, awalnya aku gak bisa los, tapi daripada nyesek terus aku terus melangkah. Lalu aku berbicara diawali sebuah mawar busuk yang patah,,

mawar kedua, sebulan an..

*jshkdfysbefh;dsiofhvhesioryvhwjserw

akhirnya semua terbuka, salahku, salahnya… yang berkali-kali aku teriak sambil menangis

“Mas jahhaaaat ” (lebay mode)

Pokoknya akhirnya kami damai,makan tahu sumedang, kami  Happy ending seperti lagunya Avril Lavigne my happy ending. Meskipun gak hepi2 amat,, karena nggak kaya dulu, tapi aku akan harus move on. Haahaha,,, Kami hanya sebatas kakak adik yang ditelantarkan orang tua ke negeri orang.. Meski sampai saat ini aku masih gak rela hanya menjadi “teh” nya yang sudah dicicipi lalu dibuang, tapi mau bagaimana lagi, hati orang gak bisa dipaksakan.. Semoga aku bisa berpikiran lebih lebar dan selalu bersemangat seperti dulu..

Dan semoga sangkar hati itu bisa lenyap seutuhnya supaya aku bisa bangkit..